ISOLASI
SENYAWA TERPENOID PADA HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn)
Telah
dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid antibakteri dari herba
meniran (Pyllanthus niruri Linn) dengan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi
Massa. Ekstraksi senyawa dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi dengan
pelarut metanol dan sokletasi dengan pelarut n–heksanaa.
Hasil
uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard pada ekstrak n–heksanaa
hasil maserasi dan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi menunjukkan bahwa kedua
ekstrak tersebut positif mengandung senyawa terpenoid. Hasil uji aktivitas
ekstrak n–heksanaa terhadap bakteri Escherichia coli ATCC® 25292 dan Staphylococcus
aureus ATCC® 25293 menunjukkan fraksi n–heksanaa hasil sokletasi memberikan
daya hambat yang lebih baik. Daya hambat fraksi n–heksanaa hasil maserasi
adalah 1 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 0,5 mm terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, sedangkan daya hambat fraksi n–heksanaa hasil sokletasi
yaitu 10 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 12 mm terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi dimurnikan dengan
menggunakan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan Kromatografi Gas –
Spektroskopi Massa. Data Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa, menunjukkan kemungkinan
ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi mengandung dua buah senyawa yaitu phytadiene
[M+] 278 dan senyawa 1,2-seco-cladiellan m/z 335 [M+- H].
MATERI
DAN METODE
Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bagian herba meniran segar (Phyllanthus
niruri Linn) yang diperoleh dari Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung, Propinsi Bali. Herba meniran dikeringkan kemudian diblender
sampai berbentuk serbuk. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian terdiri dari
metanol (p.a), asam asetat anhidrida (p.a), H2SO4 pekat, kloroform (p.a), n-heksana
(p.a), benzena (p.a), KOH 10%, kalsium klorida anhidrat, HCl 4 M, kalium
bromida, silika GF254, silika G60, akuades.
Peralatan
Alat yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain : neraca analitik, blender, labu erlenmeyer,
penguap putar vakum, pipet ukur, labu ukur, corong pisah, botol reagen, kertas saring,
seperangkat alat gelas, seperangkat alat kromatografi lapis tipis, kromatografi
kolom, kromatografi gas-spektroskopi massa, refluks, sokhlet dan lampu ultra violet
254 nm dan 366 nm.
Cara
Kerja
Ekstraksi
Ekstraksi
senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Sokletasi
Seberat
1000 g serbuk kering herba meniran disokletasi dengan 5 L pelarut n –heksana.
Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana
dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.
2.
Maserasi
Seberat
1000 g serbuk kering herba meniran dimaserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak
metanol dipekatkan lalu dihidrolisis dalam 100 mL HCl 4 M. Hasil hidrolisis diekstraksi
dengan 5 x 50 mL n – heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan
dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji
aktivitas antibakteri.
Masalah:
Yang menjadi masalahnya adalah mengapa
pada kedua cara ekstraksi ini menggunakan pelarut yang berbeda, apa pengaruhnya
terrhadap hasil ekstraksi tersebut ? Bagaimana jika kedua cara ekstraksi ini menggunakan pelarut yang sama, apa pengaruhnya terhadap hasil ekstraksi tersebut?
menurut saya karena dengan cara Maserasi harus menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanolencer atau metanol.
BalasHapussedangkan dengan cara sokletasi, seperti artikel diatas jika menggunakan pelarut n-heksana akan hasil sokletasi memberikan daya hambat yang lebih baik.
Hasil ekstraksi dengan cara sokletasi dan maserasi menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana pada kedua cara tersebut positif mengandung senyawa terpenoid. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya warna ungu setelah ekstrak n-heksana direaksikan dengan PereaksiLieberman Burchard.
BalasHapus1.Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak n-heksana hasil sokletasi memberikan daya hambat yang lebih besar dibandingkan ekstrak n-heksana hasil maserasi.
2.Ekstraksi maserani menggunakan metanol karena metanol dapat melarutkan hampir semua senyawa organik,yang mudah menguap dan mudah dipisahkan dari ekstrak.Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard pada ekstrak n–heksanaa hasil maserasi dan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi menunjukkan bahwa kedua ekstrak tersebut positif mengandung senyawa terpenoid.