ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR
SENYAWA TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG TUMBUHAN KECAPI
Ttriterpenoid
adalah kelompok senyawa bahan alam turunan terpenoid dengan kerangka karbon
yang dibangun oleh enam C-5 yang di sebut unit isopren (2-metilbuta-1,3-
diene). Triterpenoid yang tersebar luas adalah triterpenoid pentasiklik. Lebih
dari sepuluh senyawa triterpenoid telah di isolasi dari tumbuhan kecapi, hal
ini menunjukkan bahwa tumbuhan kecapi kaya akan senyawa triterpenoid. Kulit
batang Tumbuhan kecapi diambil di Hutan Penelitian dan Pendidikan Biologi
Universitas Andalas. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Universitas
Andalas Padang (ANDA). Kulit batang tumbuhan kecapi (10 kg) terlebih dahulu
dikering anginkan dan dijaga agar tidak terkena sinar matahari secara langsung
sampai beratnya konstan, setelah kering dihaluskan hingga diperoleh serbuk
kering kulit batang tumbuhan kecap-i (2,9 kg) dan siap untuk di ekstraksi.
Serbuk kering kulit batang kecapi yang telah dikering anginkan sebanyak 2,5 kg
dimaserasi dengan 10 L heksan selama tiga hari. Hasil maserasi disaring dan
maserasi diulangi sampai 4 kali atau sampai warna coklat dari filtrat mulai
memudar. Semua filtrate digabung dan dipekatkan dengan penguap vakum (rotary
evaporator) pada suhu 40oC sehingga diperoleh ekstrak kering heksan sebanyak 38
g. Selanjutnya ampas dimaserasi kembali
dengan etil asetat selama tiga hari. Maserasi dilakukan sampai 4 kali atau
warna coklat kekuningannya mulai memudar. Semua filtrat digabung dan dipekatkan
dengan penguap vakum (rotary evaporator) pada suhu 40oC rotary evaporator
sehingga diperoleh ekstrak kering etil asetat sebanyak 102 g. Untuk memisahkan
senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak kental etil asetat dilakukan dengan
menggunakan kromatografi kolom gravitasi dengan menggunakan kolom berdiameter
3,5 cm dan tinggi 60 cm. Kolom di isi dengan fasa diam silika gel 60 GF254
ukuran 40-63 µm (230-400 mesh) sebanyak 125 g, sehingga ketinggian silika
mencapai lebih kurang 35 cm. Ekstrak kering etil asetat yang akan dipisahkan
sebanyak 15 g dilakukan preadsorpsi dan dimasukkan kedalam kolom. Selanjutnya
dielusi (masing-masing 200 mL) dengan metode SGP (Step Gradient Polarity) yaitu
metoda elusi dimana pelarut ditingkatkan kepolarannya secara bertahap dalam
berbagai perbandingan, menggunakan pelarut heksan, perbandingan heksan-etil
asetat, perbandingan etil asetat-metanol, sampai metanol 100 %. Hasil kolom
yang keluar ditampung dalam vial yang telah diberi nomor hingga mencapai 485
Setelah diuapkan pelarutnya pada suhu kamar diketahui bahwa pada dinding vial
57 terbentuk kristal putih kekuningan yang kemudian di cuci dengan heksan dan
diperoleh kristal putih mengkilat yang larut baik dalam etil asetat. Senyawa
yang diperoleh dilakukan uji tingkat kemurniannya dengan cara dilakukan
pengelusian dengan berbagai tingkat kepolaran eluen, dan dilakukan juga
pengelusian berulang-ulang terhadap senyawa hasil isolasi, tetap menghasilkan
noda tunggal. Selanjutnya juga dilakukan analisis titik leleh, dan diperoleh
suhu titik leleh 224-226 oC, maka senyawa ini dapat dikatan murni dengan berat
32.
Masalah:
Disini kan dijelaskan bahwa ampas dimaserasi kembali dengan etil asetat selama
tiga hari. Yang menjadi masalahnya adalah mengapa ampas batang kecapi tersebut
di maserasi dengan menggunakan etil asetat mengapa tidak menggunakan senyawa
basa yang lainnya ?? kegunaan dari etil aseta tersebut dalam maserasi pada
batang kecapi itu seperti apa ?